Sabtu, 19 Juni 2010

IUD

B. Intra Uterine Devices
1. AKDR dengan Progestin
Jenis AKDR yang mengandung hormone steroid adalah progestin yang mengandung progesterone dari Mirena yang mengandung levonorgestrel.
a. Cara kerja
1) Endometrium mengalami transformasi yang ireguler, epitel atrofi sehingga mengganggu implamantasi.
2) Mencegah terjadinya pembuahan dengan mengeblok bersatunya ovum dengan sperma.
3) mengurangi jumlah sperma yang mencapai tuba falopii
4) Menginaktifkan sperma
b. Efektivitas
Sangat efektif yaitu 0,5 – 1 kehamilan per 100 perempuan selama satu tahun pertama penggunaan.
c. Keuntungan kontrasepsi
1) Efektif dengan proteksi jangka panjang (satu tahun)
2) Tidak mengganggu hubungan suami isteri
3) Tidak berpengaruh terhadap ASI
4) Kesuburan segera kembali sesudah AKDR diangkat
5) Efek sampingnya sangat kecil
6) Memiliki efek sistemik yang sangat kecil
d. Keuntungan nonkontrasepsi
1) Mengurangi nyeri haid
2) Dapat diberikan pada usia perimenopause bersamaan untuk pencegahan hiperplasia endometrium.
3) Mengurangi jumlah darah haid
4) Sebagai pengobatan alternatif pengganti operasi pada perdarahan uterus disfungsional dan adenomiosis
5) Merupakan kontrasepsi pilihan utama pada perempuan perimenopause.
6) Tidak mengurangi kerja obat tuberkolosis ataupun obat epilepsi, karena AKDR yang mengandung progestin kerjanya terutama lokal pada endometrium.
e. Keterbatasan
1) Diperlukan pemeriksaan dalam dan penyaringan infeksi genitalia sebelum pemasangan AKDR.
2) Diperlukan tenaga terlatih untuk pemasangan dan pencabutan AKDR
3) Klien tidak dapat menghentikan sendiri setiap saat sehingga sangta tergantung pada tenaga kesehatan
4) Pada penggunaan jangka panjang dapat terjadi amenore
5) Dapat terjadi perforasi uterus pada saat insersi (< 1/1000 kasus)
6) Kejadian kehamilan ektopik relatif tinggi
7) Bertambahnya risiko mendapat penyakit radang panggul sehingga dapat mnyebabkan infeksi.
8) Mahal
9) Progestin sedikit meningkatkan risiko trombosis sehingga perlu hati-hati padaperempuan perimenopause. Risiko ini lebih rendah bila dibandingkan dengan pil kombinasi.
10) Progestin dapat menurunkan kadar HDL kolesterol pada pemberian jangka penjang sehingga perlu hati-hati pada perempuan dengan penyakit kardiovaskuler
11) Memperburuk perjalanan penyakit kanker payudara
12) Progestin dapat mempengaruhi jenis-jenis tertentu hiperlipidemia
13) Progestin dapat memicu pertumbuhan miom uterus.
f. Yang boleh menggunakan akdr dengan progestin
1) Usia reprodduksi
2) Telah memiliki anak maupun belum
3) Menginginkan kontrasepsi yang efektif jangka panjang untuk mencegah kehamilan
4) Sedangkan menyusui dan ingin memakai kontrasepsi
5) Pasca keguguran dan tidak ditemukan tanda-tanda radang panggul
6) Tidak boleh menggunakan kontrasepsi hormonal; kombinasi.
7) Sering lupa menggunakan pil
8) Usia perimenopause dan dapat digunakan bersamaan dengan pemberian estrogen
9) Mempunyai risiko rendah mendapat penyakit menular seksual
g. Yang tidak boleh menggunakan AKDR dengan progestin
1) Hamil atau tidak hamil
2) Perdarahan pervaginam yang belum jenis penyebabnya
3) Menderita vaginitas, salpingistis, endometritis
4) Menderita penyakit radang panggul atau pasca keguguran septik
5) Kelainan konginetal rahim
6) Miom submukosum
7) Rahim yang sulit digerakkan
8) Riwayat kehamilan ektopik
9) Penyakit trofoblas ganas
10) Terbukti menderita penyakit tuberkolosis panggul
11) Kanker genitalia/ payudara
12) Sering ganti pasangan
13) Gangguan toleransi glukosa. Progestin menyebabkan sedikit peningkatan kadar gula dan kadar insulin
h. Waktu AKDR dengan progestin dipasang
1) Setiap waktu selama siklus haid, jika ibu tersebut dapat dipastikan tidak hamil
2) Sesudah melahirkan, dalam waktu 48 jam pertama pasca persalinan, 6-8 minggu ataupun lebih sesudah melahirkan
3) Segera sesudah induksi haid, pasca keguguran spontan atau keguguran buatan dengan syarat tidak terdapat bukti-bukti adanya infeksi




Tabel: Keadaan yang memerlukan perhatian
Keadaan Anjuran
Nyeri haid hebat Dapat disebabkan oleh AKDR. Klien perlu dirujuk. Umumnya terjadi pada permulaan pekaian. Pada dasarnya progestin mengurangi nyeri haid
Riwayat kehamilan ektopik Jelaskan kepada klien tanda-tanda kehamilan ektopik dan bila ada segera mencari pertolongan di rumah sakit
Gejala penyakit katup jantung Berikan antibiotik saat insersi AKDR. Bila anemia (Hb < 9 g/dl) ganti dengan metode kontrasepsi lain
Menderita nyeri kepala atau migrain Paling sering ditemukan AKDR yang mengandung progestin. Bila sakitnya berat rujuk klien dan cabut AKDR. Pada keluhan ringan cukup berikan analgetik (jangan berikan aspirin)
Penyakit jantung Sebaiknya jangan berikan AKDR yang mengandung progestin, karena progestin mempengaruhi lipid dan vasokonstriksi
Stroke/ riwayat stroke Sebaiknya jangan diberi AKDR yang mengandung progestin
Tumor jinak maupun ganas pada hati Progestin dapat memicu pertumbuhan tumor, sebaiknya jangan diberi AKDR dengan progestin

i. Instruksi kepada klien
Dalam keadaan normal klien kembali untuk kontrol rutin sesudah menstruasi pertama kali pasca pemasangan (4-6 minggu) tetapi jangan sampai melewati 3 bulan sesudah pemasangan AKDR. Cek benang AKDR dan jika terjadi salah satu keadaan berikut ini klien harus kembali ke klinik. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah:
1) Timbul kram di perut bagian bawah
2) Adanya perdarahan bercak antara haid atau sesudah melakukan senggama
3) Nyeri sesudah melakukan senggama atau jika suaminya mengalami perasaan kurang enak sewaktu melakukan senggama
4) AKDR perlu diangkat setelah satu tahun ataupun lebih awal bila dikehendaki
5) Bila terjadi ekpulsi AKDR atau keluar cairan yang berlebihan dari kemaluan, lihat terjadi infeksi atau tidak.
6) Memicu keluhan sakit kepala atau sakit kepala makin parah
j. Informasi lain yang perlu disampaikan
1) AKDR yang digunakan tersebut segera efektif
2) Pada bulan pertama pemakaian dapat terjadi ekpulsi AKDR
3) Pada pemakaian jangka panjang dapat terjadi amenorea
4) AKDR dapat saja dicabut setiap saat sesuai dengan keinginan klien
5) AKDR tidak dapat melindungi klien terhadap penyakit hubungan seksual dan AISD/ HIV
k. Jadwal khusus untuk pemakaian AKDR dengan progestin
1) Tidak datang haid disertai dengan keluhan mual dan nyeri payudara perlu dicurigai terjadinya kehamilan
2) Nyeri perut bagian bawag perlu dicurigai kemungkinan terjadi kehamilan ektopik
3) Kram/ nyeri perut bagian bawah terutama bila disertai dengan tidak enak badan, demam/ menggigil perlu dicurigai kemungkinan terjadi infeksi panggul
4) AKDR jenis ini tidak dapat melindungi diri dari penyakit hubungan seksual dan AIDS/ HIV.
2. Alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR)
a. Profil
1) Sangat efektif, reversibel dan berjangka panjang (dapat sampai 10 tahun: CuT-380 A)
2) haid menjadi lebih lama dan lebih banyak
3) Dapat dipakai oleh semua perempuan usia reproduksi
4) Tidak boleh dipaakai perempuan yang terpapar pada Infeksi Menular Seksual (IMS)



b. Jenis
1) AKDR CuT-380A
Kecil, kerangka dari plastik yang fleksible berbentuk huruf T diselubungi kawat halus yang terbuat dari tembaga (Cu). Tersedia di Indonesia dan terdapat di mana-mana.
2) AKDR lain yang beredar di Indonesia ialah NOVA T (Schering)
3) Selanjutnya yang akan dibahas adalah khusu CuT-380 A
c. Cara kerja
1) Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falopii
2) Mmpengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum uteri
3) AKDR bekerja terutama mencegah sperma dan ovum bertemu walaupun AKDR membuat sperma sulit masuk ke dalam alat reproduksi perempuan dan mengurangi kemampuan sperma untuk fertilisasi
4) Memungkinkan untuk mencegah implamantasi telur dalam uterus
d. Keuntungan
1) Sebagai kontrasepsi, efektivitasnya tinggi
2) Sangat efektif 0,6-0,8 kehamilan / 100 perempuan dalam 1 tahun pertama (1 perempuan kegagalan dalam 125-170 kehamilan)
3) AKDR dapat efektif segera setelah pemasangan
4) Metode jangka panjang (10 tahun proteksi dari CuT-380 A dan tidak perlu diganti)
5) Sangat efektif karena tidak perlu lagi mengingat-ingat
6) Tidak mempengaruhi hubungan seksual
7) meningkatkan kenyamanan seksual karena tidak perlu takut untuk hamil
8) Tidak ada efek samping hormonal dengan Cu AKDR (CuT-380 A)
9) tidak mempengaruhi kualitas dari volume ASI
10) Dapat dipasang segear setelah melahirkan atau sesudah abortus (apabila tidak terjadi infeksi)
11) Dapat digunakan sampai menopause (1 tahun atau lebih setelah haid terakhir)
12) Tidak ada interaksi dengan obat-obat
13) Membantu mencegah kehamilan ektopik
e. Kerugian
Efek samping yang umum terjadi:
1) Perubahan siklus hid (umumnya pada 3 bulan pertama dan akan berkurang setelah 3 bulan)
2) Haid lebih lama dan banyak
3) Perdarahan (spotting antar menstruasi)
4) Saat haid lebih sedikit.
Komplikasi lain:
1) Merasakan sakit dan kejang selama 3 sampai 5 hari setelah pemasangan
2) Perdarahan berat pada waktu haid atau diantaranya yang memungkinkan penyebab anemia
3) Perforasi dinding uterus (sangat jarang apabila pemasangannay benar)
4) Tidak mencegah IMS termasuk AIDS/ HIV
5) Tidak baik digunakan pada perempuan dengan IMS atau perempuan yang sering berganti pasangan
6) Peeny radang panggul terjadi sesudah perempuan dengan IMS memakai AKDR. PRP dapat memicu infertilitas
7) Prosedur medis, termasuk pemeriksaan pelvik diperlukan dalam pemasangan AKDR. Seringkali perempuan takut selama pemasangan
8) Sedikit nyeri dan perdarahan (spotting) terjadi segera setelah pemasangan AKDR. Biasanya menghilang dalam 1 hari.
9) Klien tidak dapat melepas AKDR oleh dirinya sendiri. Petugas kesehatan terlatih yang harus melepaskan AKDR
10) Mungkin AKDR keluar dari uterus tanpa diketahui (sering terjadi apabila AKDR dipasang segera sesudah melahirkan)
11) Tidak mencegah terjadinya kehamilan ektopik karena fungis AKDR untuk melakukan ini perempuan harus memasukkan jarinya ke dalam vagina, sebagian perempuan tidak mau melakukan ini.
f. Persyaratan pemakaian
Yang dapat menggunakan
1) Usia produktif
2) Keadaan nulipara
3) Menginginkan menggunakan kontrasepsi jangka panjang
4) Menyusui yang menginginkan menggunakan kontrasepsi
5) Setelah melahirkan dan tidak menyusui bayinya
6) Setelah mengalami abortus dan tidak terliha adanya infeksi
7) Risiko rendah dari IMS
8) Tidak menghendaki metode hormonal
9) Tidak menyukai untuk mengingat-ingat minum pil setiap hari
10) Tidak menghendaku kehamilan setelah 1-5 hari senggama (lihat kontrasepsi darurat)
Pada umumnya ibu dapat menggunakan AKDR Cu dengan aman dan efektif. AKDR dapat digunakan pada ibu dalam segala kemungkinan keadaan misalnya:
1) Perokok
2) pasca keguguran atau kegagalan kehamilan apabila tidak terlihat adanya infeksi
3) Sedang memakai antibiotika atau anti kejang
4) Gemuk ataupun yang kurus
5) Sedang menyusui
Begitu juga ibu dalam keadaan seperti di bawah ini dapat menggunakan AKDR
1) Penderita tumor jinak
2) penderita kanker payudara
3) Pusing-pusing, sakit kepala
4) Tekanan darah tinggi
5) Varises di tungkai atau di vulava
6) Penderita penyakit jantung (termasuk penyakit jantung katup dapat diberi antibiotika sebelum pemasangan AKDR)
7) Pernah menderita stroke
8) Penderita stroke
9) Penderita diabetes
10) Penderita penyakit hati atau empedu
11) Malaria
12) Skistosomiasis (tanpa anemia)
13) Penyakit tiroid
14) Epilepsi
15) Non pelvik TBC
16) Setelah kehamilan ektopik
17) Setelah pembedahan pelvik
g. Yang tidak diperkenankan menggunakan AKDR
1) Sedang hamil (diketahui hamil atau kemungkinan hamil)
2) Perdarahan vagina yang tidak diketahui (sampai dapat dievaluasi)
3) Sedang menderita infeksi alat genital (vaginitis, servisitis)
4) Tiga bulan terakhir sedang mengalami atau sering menderita PRP atau abortus septik
5) Kelainan bawaan uterus yang abnormal atau tumor jinak rahim yang dapat mempengaruhi kavum uteri
6) Penyakit trofoblas yang ganas
7) Diketahui menderita TBC pelvic
8) kanker alat genital
9) Ukuran rongga rahim kurang dari 5 cm
3. AKDR Post Plasenta
a. Tentang AKDR Post Plasenta
1) Kita pernah mengenal program insersi AKDR (IUD) postpartum dimana pasien mendapat insersi AKDR pascaper salinan. Program tersebut tidak pernah dikembangkan lagi.
2) Dengan adanya cara yang relatif baru yaitu insersi AKDR post-plasenta mungkin mempunyai harapan dan kesempatan bagi banyak ibu yang tak ingin hamil lagi. Teknik ini cukup aman. Hanya sebagian-sebagian kecil (3-8%) ibu yang menginginkan anak lagi. Bagi Indonesia dengan kesulitan hidup yang cukup tinggi (30% miskin), dan banyaknya unmet need (8,6%) maka teknologi ini perlu ditawarkan. Pasien hendaknya mendapat konseling sebelum persalinan.
3) Pemasangan AKDR dapat dilakukan juga pada saat seksio sesarea. Peningkatan penggunaan AKDR akan mengurangi kehamilan yang tidak diinginkan di masa depan, sehingga akan menggurangi angka kematian ibu di Indonesia.
b. Efektifitas
1) AKDR post-plasenta telah dibuktikan tidak menambah risiko infeksi, perforasi dan perdarahan
2) Diakui bahwa ekspusi lebih tinggi (6-10%) dan ini harus didasari oleh pasien bila mau akan dapat dipasang lagi.
3) Kemampuan penolong meletakkan di fundus amat memperkecil risiko ekspulasi. Oleh karena itu diperlukan pelatihan.
4) Kontraindikasi pemasangan post-plasenta ialah ketuban pecah lama, infeksi intrapartum, pendarahan post partum.
c. Teknologi
1) AKDR umumnya jenis CU-T dimasukkan ke dalam fundus uteri dalam 0 menit setelah plasenta lahir. Penolong telah menjepit AKDR di ujung jari tengah dan telunju yang selanjutnya menyusuri sampai ke fundus.
2) Pastikan bahwa AKDR diletakkan dengan benar di fundus. Tangan kiri penolong memang fundus dan menekan ke bawah. Jangan lupa memotong benang AKDR sepanjang 6 cm sebelum insersi.


d. Pemantauan
Klien hendaknya diberikan pendidikan mengenai manfaat dan resiko AKDR. Bila terjadi ekspulsi AKDR dapat kembali dipasang. Pemeriksaan AKDR dapat dilakukan setiap tahun atau bila terdapat keluhan (nyeri, perdarahan, demam dsb).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar